Minggu, 26 Mei 2013

GOTONG ROYONG APAKAH HANYA TINGGAL KENANGAN

Sifat dan karakter yang hampir Punah


Masih ada terasa betapa hangatnya mentari pagi,ketika kami bersama kawan  kawan memimpin kegiatan pembenahan dan pembersihan lingkungan.Betapa aku terkejut dari sekian puluh undangan yang di sebarkan kepada warga,hanya sedikit yang hadir,padahal sudah seminggu yang lalu rencana itu di publikasikan.
Berbagai dalih dan alasan di kirimkan lewat yang hadir,sibuk,acara keluarga,Pengantinan warga jauh,dan ada yang tanpa kabar.Inikah sifat warga kita sekarang,,,saya kutip dari syair lagu Raja Dangdut,,"Pagar rumahnya tinggi tinggi,dengan tetangga setahun belum tentu bisa bertemu,sifat warga sudah sangat memperihatinkan"
Mungkin sebagian ada benarnya,syair lagu tersebut,Gotong royong pada zaman dahulu di desa,dikota dan di tempat kerja lainnya sungguh suatu yang sangat membahagiakan,kepuasan tersendiri di dapatkan apabila kita pualng selesai kerja. Petani dahulu bergotong royong membersihkan padinya (Barapai/bairikan#banjar) yang di kenal dengan tradisi "ba ahuy "sekarang tinggal kenangan.
Mulai sekarang mari para Pendidik di sekolah sekolah,negeri ataupun swasta,mulai dari PAUD,TK,SD,SMP dan SMA atau yang lebih tinggi lagi untuk menggalakan kembali sifat ciri khas Nenek moyang kita Indonesia tersebut.





(Seorang Pendidik sedang mencontohkan cara menyusun bambu dan memaku untuk di buat pagar sekolah)

(Gotong royong membuat pagar sederhana sekolah)
Inilah salah satu sifat kegotong royongan yang di terapkan pada Pendidikan dasar di suatu sekolah.Sebagian kecil contoh yang sebenarnya tidaklah begitu berarti tapi semoga bisa menginspirasi pembaca,bahwa sangatlah penting untuk menanamkan hal seperti ini.sekecil apapun kegiatan kita jika dilakukan dengan ikhlas insyaallah akan mendapatkan manfaatnya.

(Anak anak kelas 5 dan 6 SD sedang bergotong royong membuat pagar sekolahnya)
Semoga kerjamu anak anak dilihat oleh para pengambil keputusan sehingga bermanfaat bagi sekolah mu dan yang lainnya.Masih banyak yang perlu di benahi di Negeri INDONESIA ini.
(DB#Semoga bermanfaat)

Zionisme Yahudi pada ajang acara pencarian bakat

Zionisme Yahudi pada ajang acara pencarian bakat
 Karakter Kebangsaan,cinta Tanah air dan Bangsa

Pendidikan Karakter Bangsa,mungkin ini yang masih patut kita acungkan jempol kepada para Pahlawan Insan berbudaya,setiap hari senin mereka melatih siswanya,untuk melaksanakan Pengibaran bendera Merah putih di sekolahnya masing masing.Dengan lugu anak bertugas sebagai petugas upacara bendera,Tak ada rasa iri dengki dan lainnya,mereka bertugas sesuai dengan tugas yang diberikan oleh gurunya masing masing.Yang membuat saya terharu dan bahkan sampai meneteskan air mata,dengan penuh hikmat mereka hormat kepada bendera merah putih,sambil di mulut mereka yang mungil berkomandang lagu INDONESIA RAYA,

Tak banyak yang bisa aku beritakan dari semua ini,Namun saya hanya sekedar ingat dan membandingkan anak SD dengan oknum anggota DPR yang dengan sengaja menilap uang RAKYAT untuk kepentingan pribadi.Disisi lain betapa bersusah payah para Pendidik menanamkan rasa nasionalisme kepada anak didiknya,dilain sono kabar ber milyar milyar rupiah uang di gunakan tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan.
Dana alokasi pembangunan jika dipergunakan sesuai dengan apa yang telah di gariskan Insyaallah Indonesia lebih cepat perkembangan pembangunannya.
Sudah lupakah pendidikan Karakter bangsa yang dulu ditanamkan selama di sekolah, (PKN)Atau mungkin terkikis oleh kepentingan sesaat untuk memperkaya diri sendiri.Yang sering timbul di benak saya pertanyaan Mengapa orang mau korupsi?Apakah ia tahu akibat dari apabila ia korupsi?Jawaban dari semua itu tak bisa hanya di uraikan secara singkat, sulit memang membentuk mental manusia namun kita tak boleh pesimis,,Itulah pengabdian,selama dunia masih berputar antara kebaikan dan keburukan pasti selalu berlawanan dan berjalan berbaringan,untuk saling mendahului,menggoda manusia tinggal manusianya mau kemana ia meletak kan posisinya.
 Betapa susahnya Para Pahlawan merebut kemerdekaan negara ini,dengan darah dan airmata,mengapa sekarang di hianati oleh penyalahgunaan wewenang baik oleh oknum Pemerintahan maupun para wakil rakyat,yang pada waktu mau pemilu berjanji dengan manisnya.
Cinta Tanah air,Bangsa dan Negara jangan hanya di bibir saja.Ibarat lepstik pagi merah sore sdh hilang tererosi oleh waktu.Sebaik apapun Bentuk dan susunan Kurikulum Pendidikan di rumuskan,tak ada berguna sama sekali jika manusia pelaksananya belum paham dan mau mengamalkan, merapkan rasa memiliki negara ini pada dirinya sendiri.Tapi untuk menanamkan rasa tersebut harus mampu mngendalikan hawa napsu terhadap godaan.

  Kurikulum 2013 mungkinkah mampu menjawab semua pertanyaan yang sekarang masih menggema di dunia Pendidikan.Ataukah hanya sekedar proyek Pembenaran untuk menggunakan alokasi dana Pendidikan 20 %.Pendidikan bukan ujicoba,Pendidikan berhubungan erat dengan masa depan negara ini,manusia yang mendiaminya,dan harga diri bangsa Indonesia di mata Internasional.
Bukan suatu lelocon untuk menerapkan sitem pengelolaan Pendidikan,harus terarah jangan hanya gonta ganti sistem.yang paling penting adalah Membentuk jiwa dan raga Anak didik baik di sekolah Dasar sampai mahasiswa.Budi pekertinya,akhlaknya sopan santun baik kepada sesama manusia juga alam sekitar.(semoga ada hikmahnya)#DB#

Sabtu, 25 Mei 2013

Ketrampilan dan Seni Budaya jadi anak tiri

Proses Pembelajaran Ketrampilan,Seni dan Budaya

1.Keterampilan,
Sering terlupakan,bahkan sudah tenggelam oleh hiruk pikoknya UN yang di biayai sangat besar menggunakan uang negara,Pembelaran keterampilan sebenarnya sangat menunjang kreatifitas anak didik untuk berkreasi mengembangkan potensi skilnya.Disamping memupuk ketrampilan jasmani juga membiasakan anak berkarya nyata dengan hasil kerja tangan nya sendiri,sehingga nanti suatu saat ketika ia beranjak dewasa sudah memiliki bekal sederhana sebagai dasar pekerjaan yang lebih besar.Namun pelajaran keterampilan hanya mempunyai waktu yang sangat singkat alokasinya di kurikulum Pendidikan.Tenggelam oleh mata pelajaran yang di UN kan.Tak sedikit para Pendidik hanya mengejar target pada Mata Pelajaran UN,sehingga terkadang mata pelajaran anak tiri bisa terabaikan.Bukankan suatu saat bila ia dewasa keterampilan adalah penunjang bagi dirinya untuk mengarungi kehidupan sehari hari.Jangan berharap Negara kita akan maju jika Anak bangsa yang cuma bisa teori tanpa di iringi dengan keterampilan sesuai dengan bakat dan kemampuan masing masing anak didik.Tidak semua orang bisa menjadi pegawai negeri,tidak semua orang menjadi pegawai swasta,oleh karena itu sebagai bekal dasar kepada anak didik di sekolah harus di kenalkan berbagai ketrampilan,misalnya trampil bewiraswata,terampil membuat permainan dari berbagai bahan,kayu,kertas barang bekas,pertanian,keterampilan berkebun dll.

2.Seni dan Budaya
Banyak anak sekolah yang sekarang bila di tanya,Kesenian daerah apa saja yang kamu ketahui? dan lainya,tidak tahu apa dan bagaimana bentuknya.Saya sangat prihatin dengan masalah ini.Anak didik yang berada di daerah khususnya ada yang tidak tahu kesenian daerahnya sendiri.Padahal anak didiknya sudah sekolah lanjutan ditanya seperti Kesenian daerah apa yang kamu tahu di daerah mu? tak bisa menjawab.Mengapa kesenian daerahnya sendiri tidak tahu,apa lagi kesenian daerah lain di Indonesia.Tapi bila ditanya masalah artis cepat reaksinya,,yah memang tidak bisa disalahkan sepenuhnya kepada mereka,disinilah peran para pengabdi pendidikan anak bangsa,Pahlawan berbudi,insan yang berbudaya harus mulai sekarang berkenan mempertajam pengenalan seni dan budaya daerahnya masing,yang pada gilirannya nanti anak didik kita,mereka akan saling mengenal pada kesenian di Indonesia secara keseluruhan
(DB :hanya sebagai renungan,Semoga bermanfaat)